SUMUT,SUARA24.COM- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kembali menggelar kegiatan Bedah Musik Kebangsaan dalam rangka sosialisasi nilai-nilai Pancasila di Universitas Sumatera Utara, Medan, Selasa, 14 Desember 2021.
Dalam acara itu, Wakil Kepala BPIP, Prof. Dr. Hariyono, menyampaikan kegiatan ini sebelumnya sudah terlaksana di UI, Unpad, Untirta, IPB University dan Universitas Lampung.
“Kita sudah buat kegiatan ini di beberapa universitas, dan ini yang keenam di USU. Spesial di Sumatera Utara karena daerah ini memiliki sejarah yang panjang tentang keindonesiaan.” ujarnya.
Prof. Hariyono juga menjelaskan dasar pemikiran dari kegiatan ini adalah bahwa musik merupakan instrumen universal yang sangat efektif dijadikan alat penyampaian pesan, bahkan lebih dari itu, musik juga diyakini dapat menjadi media untuk melakukan internalisasi nilai-nilai kepada pendengarnya.
“Musik menjadi identitas kebangsaan yang sangat penting. KH Dewantoro punya pemikiran untuk menyatukan Indonesia melalui musik, ide itu kemudian diterjamahkan WR Soepratman yang kemudian mengaransemen lagu Indonesia Raya.” jelasnya.
Dia juga menceritakan Alquran dan Alkitab telah mencatat bagaimana kekayaan alam dari Sumatera Utara memiliki sejarah panjang yang membanggakan.
“Ada satu ayat di Alquran yang menyebutkan air kafur, air kafur itu asalnya dari Pelabuhan Barus. Lalu ada Alkitab yang menyebutkan kemenyan. Kemenyan juga asalnya dari Barus. Sejarah panjang itu mengindikasikan bahwa keiindonesiaan kita sudah terkenal di hampir seluruh dunia.” ungkapnya.
Adapun tentang perbedaan, menurutnya adalah suatu bentuk identitas dan untuk mengidentifikasi. Karena perbedaan itu kita bisa saling melengkapi dan memiliki warna.
“Pancasila lahir dari aneka perbedaan itu, dan bukan hanya sekadar konsep politis, namun lahir dari kedalaman pikiran, pengetahuan dan pengalaman yang luas. Karena berasal dari pengetahuan maka nilai-nilai Pancasila efektifnya dilakukan secara dialog, dan BPIP memilih musik untuk menghadirkan rasa gembira, joyful learning”. tutup Prof. Haryono.
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Muryanto Amin, dalam sambutannya mengatakan, musik sarana yang sangat baik untuk pengamalan nilai-nilai pancasila.
“Musik bisa menurunkan stres. Kalau stres, dengar musik, tensi kepenatan akan turun, untuk USU terkait pengamalan nilai Pancasila saat ini tengah menjalakan dua project. Pertama Project MKWK, yakni Mata Kuliah Pancasila, Bahasa Indonesia, menjadi mata kuliah wajib yang dimaksudkan untuk penguatan karakter berwawasan kebangsaan.” katanya.
“Kedua aplikasi pembelajaran, namanya Indonesia Kuat yang isinya terdiri dari modul pembelajaran multikturasime, radikalisme, kearifan lokal, wawasan kebangsaan. Di aplikasi itu ada berbagai macam pelatihan, konten video dan lain sebagainya,” jelasnya.
Pelaksana kegiatan ini adalah BPIP selaku inisiator program bekerjasama dengan Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care. Kolaborasi antara Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care.
Ketua Komisi II DPR RI, Dr. H. Ahmad Doli Kurnia Tandjung, yang turut hadir dalam kegiatan itu didaulat menjadi pemateri dalam bedah musik bersama dengan Ketua Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Dra. Rithaony Hutajulu, dan Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi Dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso.
Annisa Suci Risky, Mahasiswi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil yang merupakan peserta kegiatan itu mengungkapkan sangat senang dengan hal seperti ini, baginya ini gerakan baru untuk membangkitkan jiwa nasionalisme kami.
“Awalnya saya terkejut, apa bisa lewat musik menambah rasa nasionalisme, ternyata lewat lagu perjuangan yang sudah di aransemen menambah semangat untuk didengarkan. Apalagi mempunyai makna yang sangat dalam seperti lagu garuda,” Ucap Mahasiswi Semester 6 itu.
Adapun artis musik yang tampil di antaranya: Emmy Tobing membawakan lagu Garuda, Awing Membawakan lagu Bangun Pemudi Pemuda, Conrad Good Vibration membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa dan Slag Band membawakan lagu Dari Sabang Sampai Merauke, serta satu lagu karya Pay, Rustam dan Irang berjudul Indonesia Rumah Kita yang akan dibawakan oleh seluruh artis pendukung acara.
Kegiatan ini dilangsungkan dengan format seminar hybrid dengan mengundang 50 orang partisipan secara langsung dan 500 orang secara daring. Protokol kesehatan Covid-19 diberlakukan dengan disiplin.(Panyak)