Kebudayaan Tionghoa Nusantara Akan Dikaji LEMPABUDTI YIHLP dan ERC FISIP USU
MEDAN,SUARA24.COM- Pusat Kajian Etnografik Terapan dan Penguatan Komunitas (Etnografik Research Center) FISIP Universitas Sumatera Utara melakukan nota kesepakatan kerjasama dengan Lembaga Pelestarian Budaya Tionghoa YIHLP pada tanggal,22 Maret 2020 di FISIP USU jln. Dr. T . Mansur, Padang bulan, kec. Medan baru.
Dimana pada kesepakatan kerjasama ini Pusat Kajian Etnografik Terapan dan Penguatan Komunitas (Etnografik Research Center) FISIP USU di wakili oleh DR.Sri Alem Sembiring,Msi selaku ketua, beserta Wakil Dekan I FISIP USU, Husni Thamrin S.Sos, MSP. beserta para Dosen dan Mahasiswa sementara dari Lembaga Pelestarian Budaya Tionghoa YIHLP di wakili oleh Ade Chandra,SH.MM selaku pembina beserta beberapa tokoh peduli kebudayaan Tionghoa dan Akademis diantaranya DR.Weni,SS.MS. Rudy WU,SE,SH.MM. Farida Aulia,SS. Nurhayaty, Andy Lie dan
Rudi Wu.
Pada sambutannya Sri Alem menyatakan bahwa “kerjasama ini akan kita lakukan dalam bidang kajian-kajian terkait kebudayaan Nusantara, dimana secara khusus pada budaya Tionghoa di Sumatera Utara, dimana sebagai pusat kajian berbsis akademik ERC sangat menyambut baik kerjasama ini karena sesuai dengan visi dan misinya sebagai pusat kajian tentang isu-isu kebudayaan dan juga penguatan komunitas.
” Dimana kerjasama ini diharapkan dapat menguatkan masing-masing lembaga baik ERC USU maupun Lempabudti YIHLP dalam suatu bingkai kolaborasi setara antara kedua belah pihak, dan nota kesepahaman tahap awal ini kita jadwalkan selama 3 tahun, ujar Sri.
Pada kesempatan yang sama salah satu tokoh peduli kebudayaan Tionghoa, Rudi Wu juga menyampaikan bahwa “sebagai awal tim Kajian akan mengambil kegiatan Kebudayaan Tionghoa pada Acara ritual Cheng Beng 2022 yang berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai 15 April 2022, dan puncak simbolis acara pada tgl 10 April 2022, dimana targetnya ritual Cheng Beng akan diterbitkan dalam buku yang nantinya dapat dipergunakan untuk Kalangan Mahasiswa dan Umum,
“Secara Garis Besar dalam buku tersebut akan diangkat kajian mengenai asal usul kedatangan Tionghoa Ke sumatera berdasarkan Kesukuan, adat–istiadat, tentang perkawinan dan Ritual Kematian, dengan mencari nara sumber dari para tetua tokoh Tionghoa dan juga bukti entitas serta elemen lainnya, dimana harapan kedepannya bisa mendapat dukungan dari Para Tokoh kesukuan Tionghoa yang ada di Sumatera Utara serta Pemerintah pusat maupun daerah, ucap Rudi.(Edy)