Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kemendikbud Ristek Provinsi Aceh-Sumut Silaturahmi ke LEMPABUDTI YIHLP

MEDAN,SUARA24.COM- Kepala BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya), Nurmatias yang juga plt kepala BPNB (Balai Pelestarian Nilai Budaya) provinsi Aceh, di wakili oleh Kasubag TU BPNB Aceh, Piet Rusdi, dan Pamong Budaya BPNB, Nasrul Hamdani, beserta pengiat budaya area deli serdang kemendikbud ristek, Windra Purba, s.sos, adakan kunjungan ke kantor sekretariat LEMPABUDTI YIHLP lubuk pakam pada Minggu, 16 Oktober 2022.

Kunjungan rombongan BPNB ke LEMPABUDTI YIHLP dalam rangka audensi dan silahturami ini di terima langsung oleh ketua pembina Yayasan Istana harta lima penjuru, Ade Chandra

Pada kesempatan ini Pamong Budaya BPNB, menyampaikan, “Keberadaan dan keberagaman budaya Tionghoa Indonesia terutama di Sumatera Utara adalah kenyataan sejarah, seperti halnya keberadaan dan keberagaman budaya kelompok etnik lainnya, Hal inilah yang membuat Indonesia ibarat ruang hidup bersama dan harus bertumbuh dinamis dengan interaksi budaya untuk menguatkan kebudayaan yang inklusif, Ucapnya.

“Interaksi budaya ini dapat dirancang sebagai gerakan social-kebudayaan yang ditopang komitmen pemerintah serta kehendak politik sebagaimana diamanatkan pada UU No. 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan”, sambung Nasrul.

Diakhir sambutan beliau juga memaparkan bahwa “sebagai bagian inheren dari masyarakat Indonesia, pencatatan produk kebudayaan bendawi dan nonbendawi etnik Tionghoa Indonesia terutama di Sumatera Utara, selain bertujuan pelestarian juga merupakan langkah menjalankan strategi kebudayaan nasional, negara menyediakan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya agar terjadi interaksi budaya yang berlangsung dinamis dan menguatkan kebudayaan secara inklusif, tutup Nasrul.

Sementara itu dari LEMPABUDTI ( lembaga perlindungan budaya Tionghoa) YIHLP melalui ketua pembina, Ade Chandra menyampaikan beberapa masukan dalam upaya meningkatkan pelestarian budaya Tionghoa, yang di tanggapi secara positif oleh Piet Rusdi selaku Kasubag TU BPNB Aceh.

” Kita telah memberikan beberapa wacana dalam upaya meningkatkan pelestarian budaya Tionghoa diantaranya tentang penginputan warisan budaya tak benda (WBTB), “perayaan Ritual Chengbeng dan Ritual arwah penyebrangan titi, serta pendataan bangunan objek di duga cagar budaya (ODBC), tutur Ade.

Ade, juga memaparkan tentang beberapa program tim kajian budaya tionghoa yang sedang berjalan dan agenda yang akan di laksanakan bersama dengan berbagai organisasi dan komunitas Tionghoa kedepannya, sehingga diharapkan LEMPABUDTI YIHLP bisa lebih banyak berbuat untuk perkembangan perlindungan budaya Tionghoa, khusus nya di Sumatra Utara, tutupnya.(Edy)