LangkatSumut

Diduga Akibat Bendungan PTTLE, Puluhan Hektar Tanaman Terendam Air

LANGKAT,SUARA24.COM- Puluhan hektar areal pertanian yang dikelolah 35 KK di Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, terendam air Sei Wampu. Akibatnya tanaman kelapa sawit, jeruk, duku, mahoni, pinang membusuk hingga bermatian.

Hal ini disampaikan Malem Pagi Pelawi warga Dusun 10 Mbacang, Desa Kuta Gajah, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat dan puluhan petani saat membentangkan sepanduk di areal pertanian yang terendam, Sabtu (5/2/2022).

Menurutnya, lanjut Malem Pagi. Luas areal tanaman berkisar 20 hektar itu dikelolah 35 orang petani yang kini terendam air dengan ketinggian berkisar 4 meter lebih dan diduga, akibat pembangunan bendungan PTTLE.

Masih kata Malem. Bendungan tersebut dibangun dialiran hulu Sei Wampu tempatnya
di Dusun Batu Gajah, Desa Empus, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Namun berimbas pada beberapa areal tananam petani yang ada di Desa Kuta Gajah Kecamatan Kutambaru, sehingga petani mengalami kerugian.

“Kami meminta ganti kerugian tananam dan areal dengan harga layak dan wajar, sehingga harga ganti untung bisa dibelikan lahan pertanian baru dan sejak terendamnya tanaman kami pada 1 Desember 2021 lalu sampai saat ini Sabtu (5/2/ 2022), penghasilan kami berkurang hingga untuk biaya kebutuhan hari-hari dan ongkos anak sekolahpun sulit,” ketusnya, kepada awak media saat dilokasi.

Ditempat yang sama. Salaseorang warga Dusun Risogong Desa kuta Gaja Kecamatan Kutambaru. Peringeten Kacaribu yang juga terendam areal tanaman miliknya mengatakan. “Kami juga berharap oleh pihak PT TLE memberikan sarana air bersih dan kamar mandi umum (MCK) di tiga titik sekitaran, dikarenakan.

“Sebelumnya ada air bersih bersumber mata air yang memancar dari tebing tanah dan biasa dikonsumsi oleh warga sekitar, namun saat ini sudah tiada, diakibatkan sumber mata air tersebut sudah di bawah genangan air yang merendam beberapa areal tanaman milik warga,” harapnya

Diitempat Terpisah. Meidi Kembaren selaku Ketua DPC himpunan masyarakat karo indonesia (HMKI) Kabupaten Langkat yang saat itu mendapingi warga terkait belum ada kesepakatan antara warga dengan pihak PTTLE menyampaikan. Sudah dua bulan
sebelumnya tanaman terendam dan tidak bisa lagi memanen hasil perkebunan mereka

“Masyarakatpun yang biasa mengkonsumsi air bersih bersumber mata air yang ada disungai, kini tidak bisa digunakan, diakibatkan sumber mata air tersebut sudah terbenam dengan ketinggian debit air itu. Saya meminta kepada pemeritahan kabupaten langkat maupun istansi terkait agar bisa secepatnya merespon, dikarenakan ini masalah ekonomi yang langsung berdampak oleh beberapa warga disana,” ujar pria bertubuh gempal itu, saat diwawacarai wartawan, Sabtu (5/2/) sore.

Dari pantauan Sumutcyber.com saat dilokasi. puluhan warga yang arel tanamannya terendam, melakukan pembentangkan sepanduk dengan mengungkapan keluhannya kepada Pemerintah untuk bisa memberikan solusi yang terbaik dengan menjembatani kepada pihak PTTLE. (Teguh)

Tags
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close
Close